Kamis, 16 Desember 2010

Loloskan 9 Pesilat ke Final, Indonesia Berpeluang Juara Umum

Indonesia berpeluang juara umum pada Kejuaraan Dunia Pencak Silat yang berlangsung di Padepokan Pencak Silat TMII, 12-17 Desember 2010. Pada semifinal kemarin, Indonesia mampu meloloskan sembilan pesilatnya ke final, yang akan berlangsung Jumat (17/12). Sembilan pesilat yang lolos untuk putra, yakni I Komang Wahyu Purbaya di kelas E, Dian Kristanto (A), Sapto Purnomo (D), Mulyono (F), Yudhi Purwadjono (G), dan Pranoto (J). Sementara putri adalah Tuti Trisnayanti kelas B, Rosmayani (C), dan Maryati (D).

Namun, ketangguhan sembilan atlet nasional yang melangkah ke final belum diikuti oleh rekan lainnya yang gagal di semifinal, yaitu Lutfan Budi Santos di kelas B, Bagaskoro Sulistyo (H), Pujo Janoko (C), Heriono (I), I Wayan Sudarmawan (kelas bebas), dan Sofani kelas F Putri.

Khusus untuk Lutfan, andai saja tidak melakukan kesalahan, sebenarnya ada peluang menang. Namun sayang, Lutfan melakukan kesalahan memukul di atas leher yang menyebabkan lawannya asal Malaysia, M Taufek, cedera dan tidak bisa melanjutkan pertandingan. Hal ini menyebabkan Lutfan didiskualifikasi.

Pada pertandingan semifinal, para peserta yang datang dari Thailand menyatakan mundur karena merasa dicurangi wasit saat atletnya menghadapi atlet Malaysia di pertandingan perempat final. "Tindakan mundur yang dilakukan Thailand sepertinya dibuat-buat karena sebelumnya tidak pernah melakukan protes, baik melalui surat maupun lisan," ujar Sekretaris Umum (Sekum) PB IPSI Erizal Chaniago di Jakarta, Rabu (15/12).

Para atlet Thailand, kata Erizal, sebagian besar merupakan atlet yang akan diturunkan POM ASEAN di Chiang Mai, 15-24 Desember 2010. Mengingat waktunya berbenturan, atlet Thailand tampaknya memilih tampil di POM ASEAN. Dengan begitu, atlet Thailand yang masuk semifinal tidak tampil dalam pertandingan tersebut, seperti Prajaksim Kaengambai yang dinyatakan kalah WO atas Mulyono (Indonesia).

Sementara tim Vietnam, yang sebelumnya membuat ulah dalam pertandingan perempat final dan ingin menyatakan mundur dari semua pertandingan, ternyata masih tampil di partai semifinal.

"Tim Vietnam menjunjung tinggi sportivitas. Apa yang terjadi di lapangan tidak dibawa ke permukaan. Bahkan, siang hari (kemarin--Red) saya diajak ngopi sama Manajer Vietnam Ngoch Anh sambil bersenda-gurau," kata Erizal lagi.

Menurut Erizal, sedikit kericuhan yang disebabkan suporter dalam sebuah event olahraga adalah hal yang biasa. "Kalau suporter teriak-teriak itu kan biasa. Tapi, kalau manajer tim yang tidak boleh masuk gelanggang tiba-tiba masuk untuk memprotes wasit, ini yang tidak benar. Tindakan inilah yang sempat memancing emosi suporter. Yang boleh mengajukan keberatan atas keputusan wasit saat pertandingan silat berlangsung adalah pelatih," ujar Erizal. (Syamsudin W)

Tidak ada komentar: