Senin, 03 Desember 2012

Selamatkan Anak dari Bahaya Sepilis

Allah SWT berfirman: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. (QS. An Nisa 9). Dalam ayat di atas Allah SWT memberikan warning kepada kita semua agar mempersiapkan anak-anak kita menjadi generasi mukmin yang kuat aqidahnya dan kuat ilmu agamanya maupun kuat dalam ilmu keduniaannya agar tidak menjadi generasi yang lemah yang mudah dipenetrasi dan ditundukkan oleh musuh-musuh Islam dan kaum muslimin. Musuh kaum muslimin terdahsyat saat ini adalah sepilis (sekulerisme, pluralisme dan liberalisme). Sekulerisme, suatu pemikiran yang memisahkan agama dari kehidupan. Agama hanya tinggal ritual ibadah saja, dan tidak ada dalam urusan akhlaq dan muamalah. Pluralisme, suatu pemikiran yang memandang bahwa semua agama benar. Berbagai agama hanya berbeda nama saja, menuju Tuhan yang sama tetapi sebutannya berbeda. Semua pemeluk agama akan masuk surga yang sama. Liberalisme, suatu pemikiran yang memberi kebebasan dalam berpikir, berpendapat dan berperilaku. Setiap individu memiliki HAM (Hak Asasi Manusia). Virus sepilis begitu mengancam kaum muslimin. Muslim tetap berpenampilan Islami, sholat, baca qur’an, puasa ramadhan, bahkan berkerudung rapi, tetapi pikirannya tercemar virus sepilis yang sangat menyesatkan dan merusak keimanan. Pandangan hidup dan perilakunya menjadi liberal. Dia memandang setiap masalah dan menyelesaikan problem yang dihadapinya dengan hawa nafsu belaka, mengikuti mainstream (arus kuat) yang dipropagandakan media liberal yang merupakan agen dari negara adidaya kapitalis liberal. Aqidah kaum muslimin kian melemah, karena terus digerogoti virus sepilis yang menjalar di berbagai bidang kehidupan. Muslim menjadi sulit dan berat untuk memakai kacamata Islam, sehingga semakin hari semakin jauh dari aqidah dan syariat Islam. Jangan lupa wahai orang tua, keadaan ini berimbas secara langsung kepada anak-anak kita, generasi penerus masa depan. Remaja muslim yang masih labil dan sibuk mencari jati diri, menjadi sasaran empuk. Banyak orangtua kewalahan menghadapi berbagai masalah yang datang dari anak-anaknya. Dan setelah diteliti, ternyata sumber masalahnya adalah virus sepilis. Oleh karena itu, untuk membentuk anak-anak kita menjadi muslim sejati, kita harus bebaskan anak-anak kita dari virus sepilis. Sarana Masuknya Virus Sepilis Orangtua di cekoki dengan pemahaman yang salah tentang anak. Dalam UU di negeri ini, anak adalah kategori manusia yang masih di bawah usia 18 tahun. Menurut ilmu psikologi, kepribadian remaja masih labil karena dalam masa mencari jati diri. Orangtua harus memaklumi jika remaja memiliki sifat memberontak dan tidak mau diatur. Hal ini, sangat bertentangan dengan pemahaman Islam yang hanya membagi dua kategori manusia, yaitu: usia sebelum akil balligh, dan usia sesudah memasuki masa akil baligh. Akil baligh menjadi batas penanda bahwa seseorang itu akalnya sudah sempurna sehingga sudah saatnya menjalankan syariat Islam, dan mulai berlaku hitungan pahala dan dosa atas setiap perbuatan yang dilakukannya. Anak yang sudah memasuki masa baligh memiliki kedudukan yang sama dengan orang dewasa di hadapan Alloh SWT. Usia baligh biasanya antara 10 – 15 tahun. Virus sepilis dapat masuk dalam diri anak tanpa disadarinya, melalui berbagai sarana (bacaan, tontonan, teman, lingkungan, sekolah, gadget), yang memberikan berbagai informasi dan mempengaruhi pemikiran anak. Virus sepilis disebarkan oleh system kapitalis yang saat ini mendominasi dunia. Kita tidak bisa mencegah arus deras sepilis yang menekan berbagai bidang kehidupan. Anak-anak kita, mau tidak mau terjebak dalam arus sepilis. Di rumah, mereka menonton TV yang memancar selama 24 jam, mendengar radio, membaca koran/buku, menggunakan internet yang bisa online setiap saat. Mereka dapat berkomunikasi dengan teman-temannya baik di dunia nyata maupun maya dengan menggunakan Hp atau internet, dimana saja dan kapan saja tanpa harus bertemu muka. Mereka bergaul dengan lingkungan komunitas remaja masa kini. Mereka bersekolah dengan menggunakan kurikulum yang minim jam pelajaran agamanya. Belum lagi budaya konsumtif yang menyibukkan mereka untuk mengikuti perkembangan trend gaya hidup terkini (food, fashion, film, football bahkan free-sex). Mereka sibuk dengan urusan duniawi, sampai kekurangan waktu untuk mendekatkan diri kepada Alloh SWT. Mereka tidak sempat mempelajari dan memperdalam ilmu-ilmu tsaqofah Islam. Lama kelamaan, anak-anak kita menjadi anak gaul yang selalu mengikuti perkembangan dunia yang berkiblat ke barat, tetapi semakin jauh dari Alloh dan budaya Islam. Bagaimana mungkin mereka bersemangat untuk memperjuangkan Islam? Yang banyak terjadi, justru anak-anak muda Islam tanpa sadar tersesat menjadi musuh Islam. Na’udzubillaahi min dzalik! Tips Bebaskan Anak dari Virus Sepilis Wahai orangtua, jangan pernah lengah. Kita punya tanggung jawab yang semakin berat dalam mengawasi perkembangan anak-anak kita. Orang tua harus mempunyai sikap yang tegas, cepat, tangkas dan konsisten sesuai syariat Islam dalam menghadapi permasalahan anak-anaknya. Jangan pernah ragu, segera ambil solusi untuk menyelamatkan anak-anak kita dari ancaman serius virus sepilis yang terus mengintai selama 24 jam. Terus menerus tumbuhkan dan kembangkan kesadaran ke-Islaman anak. Lakukan berbagai cara secara kreatif agar anak merasa bangga menjadi muslim, mencintai Islam, mencintai Alloh SWT, mencintai Rasulullah saw, mengidolakan para sahabat nabi dan pejuang Islam, rajin mempelajari dan memperdalam ilmu-ilmu Islam, bersemangat untuk memperjuangkan syariat Islam. Pastikan anak dapat memandang sesuatu dengan sudut pandang Islam, dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan syariat Islam. Monitor dan seleksi bacaan, tontonan, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi canggih (TV, Hp, internet), teman, lingkungan pergaulan, sekolahnya, dengan sudut pandang Islam. Sekecil apapun terlihat adanya penyimpangan terhadap aqidah dan syariat Islam dalam diri anak, kita harus segera meluruskannya. Berikan atau ciptakan lingkungan terbaik yang kondusif untuk meningkatkan kesadaran ke-Islaman anak, dan meminimalkan pengaruh virus sepilis. Sebenarnya, saat ini hampir tidak ada tempat yang terbebas dari virus sepilis. Oleh karena itu, ada 2 alternatif yang dapat dilakukan sesuai dengan kondisi anak masing-masing. Yaitu membuat komunitas penangkal virus sepilis, atau komunitas steril virus sepilis. Komunitas penangkal virus sepilis selalu memonitor keadaan yang terjadi di masyarakat dan memberikan respon untuk membongkar bahaya sepilis dan mengembalikan umat kepada aqidah dan syariat Islam. Bentuklah forum remaja Islam di setiap daerah/kota/masjid sebagai wadah remaja untuk menghadapi serangan sepilis terhadap remaja Islam. Komunitas steril virus sepilis, memperkuat pertahanan anak dengan menjauhkannya dari virus sepilis sebelum menghadapinya secara langsung. Contoh terbaiknya adalah system pendidikan pesantren. Anak dilarang membawa HP, tidak ada TV, tidak boleh menyanyikan lagu-lagu yang tidak Islami, liburnya hanya: hari Jum’at, maulid nabi, idhul adha dan hari tasyrik, romadhon dan idhul fithri. Santri laki-laki boleh liburan keluar dari lingkungan pesantren dua minggu sekali dengan waktu terbatas. Santri wanita tidak boleh liburan keluar pesantren kecuali dijemput oleh mahromnya. Anak-anak dididik menjadi mandiri dan berani, siap dewasa di usia baligh, hidup sederhana, disiplin waktu, bersosialisasi dengan muslim dari berbagai daerah dan status sosial, sibuk beribadah, memperbanyak ilmu-ilmu Islam, menyeimbangkan ilmu dengan belajar pula pelajaran umum. Para santri yang sudah tingkat lanjutan diberi wawasan politik untuk menghadapi serangan sepilis. Pesantren sebagai benteng muslim terus menerus digoyang kaum liberal untuk memasukkan virus sepilis. Bantuan asing mengalir dari negeri-negeri kafir (tentunya tidak gratis), juga berbagai pencitraan negatif terhadap pesantren. Meskipun menghadapi kendala besar terutama dana dan serangan opini, pesantren harus tegar menjaga kemuliaan Islam dan umat Islam. Sebenarnya, system pendidikan pesantren bisa pula dilakukan di rumah-rumah keluarga muslim, dengan kerjasama antara seluruh anggota keluarga. Bentuk komunitas pesantren keluarga di suatu daerah tertentu, yang memiliki kurikulum tertentu dan dapat dievaluasi bersama oleh seluruh anggota komunitas tersebut. Wallahul musta’an!

Tidak ada komentar: